Book Review: Soulful Simplicity by Courtney Carver

Judul lengkap dari buku ini adalah: Soulful Simplicity: Soulful Simplicity: How Living with Less Can Lead to So Much More. Jangan sampai judul dari buku ini memberikan impresi bahwa isi dari buku ini adalah tentang bagaimana hidup dengan lebih sedarhana, meskipun memang saya membaca buku ini dalam rangka hidup lebih sederhana. Buku dari Courtney Carver ini lebih dari bagaimana hidup lebih sederhana. Buku ini adalah tentang cinta kepada kehidupan dan orang-orang penting disekitar kita.

Courtney Carver mendapatkan diagnosa Multiple Sclerosis di tahun 2006, di usia yang masih muda, di saat dia sangat aktif baik dalam pekerjaan, dan ironisnya, dalam olahraga untuk mencari dana penelitian Multiple Scleroris. Diagnosa ini menurut Courtney adalah sebuah “Wake Up Call”, yang membuatnya melihat kembali ke gaya hidup yang dia jalankan.

Gaya hidup yang dijalankan Courtney yang diceritakan dalam bukunya sebelum diagnosa Multiple Sclerosis tidak jauh dari gaya hidup rata-rata orang yang berdomisili dan bekerja di kota besar seperti Jakarta. Gaya hidup yang penuh dengan stress, making ends meet, dan mengumpulkan sesuatu demi status yang mungkin lebih dari penghasilan kita, hingga berhutang. Semakin kita stress, semakin kita mencari pelarian dalam bentuk alkohol dan belanja. Akhirnya, ini menjadi lingkaran setan: stress – belanja dengan hutang – bekerja lebih keras untuk bayar hutang – stress.

Setelah menerima diagnosa Multiple Sclerosis, dan melalui tahapan emosional dari diagnosa tersebut, Courtney memulai pengobatan. Berbagai obat dicobanya. Tetapi, alih-alih merasa lebih baik, Courtney justru merasa lebih sakit akibat efek samping dari obat-obatan tersebut. Hingga akhirnya, dalam sebuah sesi pertemuan sesama pengidap Multiple Sclerosis, salah satu peserta memberikan pertanyaan ini kepada Courtney: “What do you believe?” Sebuah pertanyaan yang menuntun Courtney ke sebuah kesadaran baru bahwa dia yang bertanggung jawab terhadap Multiple Sclerosis dan terhadap obat-obatan yang dia minum. She knows herself better than anyone else. Dan lebih jauh lagi bahwa obat-obatan saja tidak akan menyembuhkan Multiple Sclerosis. Untuk menghadapi Multiple Scleroris, dibutuhkan lebih dari obat-obatan, yaitu kecintaan pada kehidupan dan diri kita. Hal ini meliputi bagaimana kita memperlakukan kesehatan badan kita, dan kesehatan jiwa.

Dari sinilah Soulful Simplicity dimulai. Courtney mengubah gaya hidupnya dengan lebih bertanggung jawab terhadap kesehatannya, dengan memberikan ruangan dan waktu lebih untuk kehidupan. Sesaat hal ini terdengar klise dan abstrak. Halaman-halaman dari buku ini lalu menelaah lebih jauh mengenai ruang dan waktu untuk kehidupan. Dimulai dari membuat ruang lebih dengan mengurangi kepemilikan barang, lalu dilanjutkan dengan mengambil kendali atas waktu kita, ditengah permintaan pekerjaan dan lingkungan. Dengan memberikan ruang dan waktu untuk kehidupan, diri kita dan orang-orang penting disekitar kita, maka stress akan jauh lebih berkurang, digantikan oleh kebahagiaan. Dengan berkurangnya stress dan meningkatnya kebahagiaan, maka kesehatan kita pun akan lebih baik.

Saya menemukan kesamaan antara Soulful Simplicity dengan misi pribadi untuk hidup lebih sederhana. Dan gaya penulisan yang menarik membuat saya cukup hook up untuk menyelesaikan buku ini lebih cepat dari rata-rata. Untuk yang memiliki pemikiran yang berbeda, buku ini mungkin bisa memberikan pandangan lain yang patut dipertimbangkan untuk lebih bahagia.

Selamat membaca.