Makna Natal (Versi 2017)

Malam Natal 2017. Saya mengikuti misa Malam Natal di sebuah Gereja dekat rumah. Seperti pada misa Malam Natal tahun-tahun sebelumnya, Misa Malam Natal ini juga penuh sesak oleh umat. Saya sendiri berdiri diluar tenda yang disiapkan oleh panitia, setelah sebelumnya merelakan bangku plastik saya untuk sebuah keluarga dengan anak kecil.

Sambil menunggu giliran komuni, pikiran saya sedikit melamun mengenai makna Natal. Sudah beberapa tahun ini saya tidak pergi ke Misa Malam Natal, untuk alasan yang akan saya ceritakan di tulisan lainnya. Tahun ini saya memaksakan diri untuk menyediakan waktu untuk hadir di Misa Malam Natal, sebagai rasa syukur atas tahun 2017 yang cukup penuh cobaan.

Pikiran saya buyar ketika ada seseorang yang langsung maju ke depan untuk menerima komuni, memotong antrian umat yang duduk beberapa baris di depan saya. Sejenak saya ingin menegur umat tersebut, tetapi saya batalkan. “Ah sudahlah”, pikir saya. Selain saya terlalu jauh dibelakang, saya juga ke Gereja untuk mengucap syukur, bukan untuk menghakimi.

Setelah giliran saya tiba, saya mengambil komuni dan kembali ke tempat saya berdiri, menutup mata, dan mulai berdoa. Setelah sekitar 1-2 menit saya membuka mata, dan ada suatu permandangan yang berbeda. Terlihat banyak bangku-bangku plastik kosong, ditinggal umat yang langsung pulang setelah komuni. Bangku yang saya berikan ke keluarga muda di awal misa juga tampak kosong, ditinggal pulang.

Setelah misa selesai dan berkat penutup, saya kembali ke mobil. Karena butuh waktu hampir 1 jam untuk keluar parkir, pikiran saya pun kembali ke makna Natal, dan apa yang saya lihat tentang antrian komuni yang diserobot, dan bangku kosong yang ditinggal pulang sebelum misa selesai. Apakah makna Natal hanya sebatas datang ke Gereja, menerima komuni dan pulang secepat mungkin?

“Tidak”, saya pikir. Natal punya arti lebih daripada sekedar ke Gereja, komuni, dan pulang dengan bahagia karena telah menunaikan kewajiban. Natal juga punya arti lebih dari sekedar Sinterklas, Pohon Natal, dan lagu-lagu Natal di mall.

Buat saya, Natal tahun 2017 adalah waktu untuk bersyukur, karena 2017 adalah tahun yang sangat berat. Buat saya, Natal 2017 adalah waktu dimana saya mencoba berdamai dengan keadaan, dan terlebih, berdamai dengan orang-orang yang terlibat dalam keadaan tersebut.

Dan yang kedua, Natal adalah saat dimana kita semua berkumpul dengan keluarga, teman dan rekan kerja, tanpa melihat jabatan dan posisi. Natal adalah saat kita semua berkumpul, berbagi cerita, harapan, bad jokes, dan tertawa bersama.

Natal 2017 @ Hongkong Cafe Sarinah

Semoga di Natal yang akan segera berlalu ini kita semua menemukan makna yang kita cari. Selamat Hari Natal 2017, Merry Christmas, Feliz Navidad