Book Review: Minimalism by Joshua Fields Millburn & Ryan Nicodemus

Dalam perjalanan menuju hidup yang lebih sederhana, setelah membaca buku Soulful Simplicity, saya tertarik dengan buku yang ditulis oleh Joshua Fields Millburn, berjudul Mimimalism: Living a Meaningful Live. Joshua Fields Millburn diperkenalkan pada saya melalui Rich Roll Podcast #253. Setelah membaca buku Soulful Simplicity saya teringat kembali pada podcast tersebut, dan sampailah saya pada buku ini.

Buku Minimalism: Living a Meaningful Live ini ditulis oleh Joshua Fields bersama dengan temannya, Ryan Nicodemus. Keduanya adalah teman lama, yang di akhir tahun 2000-an berhasil membangun karir yang sukses dengan penghasilan yang di atas rata-rata. Meskipun demikian, keduanya tidak merasa bahagia, dan malah terbelit dalam hutang meskipun memiliki penghasilan yang cukup besar. Situasi ini merupakan cerita klasik yang sekali lagi membuktikan kalau uang tidak bisa membeli kebahagiaan.

Lelah baik secara fisik oleh pekerjaan yang menyita waktu panjang, maupun secara mental karena tidak merasa bahagia, keduanya memutuskan untuk melakukan perubahan. Keduanya memutuskan untuk mengurangi kepemilikan, pekerjaan dan juga pemasukan mereka, demi untuk mencari hidup yang lebih berarti. Bagian pertama dari buku ini menjelaskan bagaimana mereka memulai karir, mencapai kesuksesan semu, hingga perjalanan mereka memulai hidup minimalis.

Seiring evolusi menuju hidup minimalis, Joshua Fields dan Ryan Nicodemus merumuskan 5 aspek untuk hidup yang lebih berarti. Kelima aspek ini dimulai dengan kesehatan. Ya, karena tanpa tubuh yang sehat, sangat sulit mendapatkan hidup yang berarti, tanpa peduli jumlah uang yang kita punya.

Aspek kedua setelah kesehatan adalah hubungan, baik hubungan dengan pasangan, keluarga, rekan kerja maupun orang lain. Bagian ini menekankan pentingnya memilih orang-orang yang berada di lingkungan dekat kita, lingkungan yang biasanya diisi oleh pasangan, keluarga dan teman-teman dekat. Joshua dan Ryan bahkan menempuh jalan ekstrim hingga mengubah pasangan mereka. Mungkin ini terlalu ekstrim, tapi bagian ini menggambarkan betapa pentingnya hubungan dengan orang-orang sekitar untuk mencapai hidup yang lebih berarti.

Aspek ketiga adalah tentang passion. Pertama, let’s be clear that I’m not a believer that passion can become where you earn for your living. Jadi, saya memulai bagian ini dengan agak skeptis. Bagian ini dimulai dengan ulasan tentang karir, bagaimana karir tersebut membentuk siapa kita, dan bagaimana karir yang tidak sesuai dengan passion membuat kita menjadi tukang belanja, pemabuk, dan hal-hal buruk lainnya. Selanjutnya bagian ini memberikan jalan untuk menemukan passion kita dengan cara melepaskan diri dari jeratan kenyamanan yang diberikan karir, seperti identitas, status, kepastian pemasukan dan uang. Mungkin suatu saat akan saya coba, karena beberapa jeratan karir ini cukup relevan.

Setelah mengetahui passion kita, aspek selanjutnya adalah untuk tetap mengembangkan diri. Bagian ini mengajak kita untuk mengembangkan apa yang kita lakukan. Ada 2 cara, yaitu dengan lompatan besar atau dengan perkembangan kecil setiap hari. Cara manapun yang dipilih, yang paling penting dalam mengembangkan diri adalah melakukannya dengan konsisten.

Aspek terakhir dari buku ini adalah kontribusi ke lingkungan. Kontribusi ini bisa berupa material atau non-material. Dan salah satu hal paling penting yang bisa kita kontribusikan adalah waktu kita, dengan terlibat dalam organisasi sosial. Bahkan, Joshua dan Ryan sangat tidak menyarangkan untuk melakukan kontribusi dalam bentuk uang. Dalam pengalaman saya terlibat dalam fundraising untuk sekolah di Nusa Tenggara Timur, menyumbangkan waktu untuk sebuah kegiatan sosial memang memberikan kepuasan tersendiri.

Buku ini ditutup dengan bagian terakhir mengenai bagaimana menerapkan kelima aspek di atas untuk kehidupan lebih berarti. Sampai bagian terakhir ini, impresi saya terhadap buku ini dan kelima aspek yang dijabarkan adalah 50-50. Beberapa aspek cukup mudah untuk dipahami, tapi beberapa aspek mungkin masih perlu dibaca ulang. Hal-hal seperti mengganti pasangan dan passion merupakan beberapa hal yang saya kurang setuju. Sedangkan untuk bagian pengembangan diri mungkin menjadi hal selanjutnya yang akan saya coba.

Akhir kata, sebuah buku yang mungkin akan mengubah cara pandang kita terhadap hidup yang berarti, meskipun kita tidak setuju